Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

ABAS GAME

Satria Muda vs Aspac, Penantian Berujung Anti-Klimaks

Laga Satria Muda melawan Aspac di Jakarta adalah salah satu laga yang paling ditunggu-tunggu di NBL Indonesia karena banyak alasan. Alasan yang paling klasik adalah tradisi kedua tim yang selalu menjadi bebuyutan satu kota sejak sekitar delapan tahun lebih terakhir. Alasan lainnya, dikarenakan alasan klasik tersebut juga, dalam dua pertemuan terakhir mereka, baik Aspac dan Satria Muda masing-masing telah mengalahkan satu sama lain.
Publik Jakarta sadar akan hal tersebut. Demikian pula penggemar basket di Indonesia yang (mungkin) sudah menunggu jauh-jauh hari (dari pantauan mention dan retweet di twitter @mainbasket) karena tahu laga besar klasik tersebut akan disiarkan langsung di televisi.
Ketika laga dimulai, Hall A Senayan terisi penuh! Ketika pertandingan tengah berjalan, penonton terus datang, meluber dan tak lagi tertampung oleh tempat duduk yang tersedia di Hall A. Sebagian penonton berdiri! (kejadian serupa terjadi ketika laga hari pertama saat Aspac melawan Pelita Jaya). Itu dari sudut animo dan apresiasi penonton. Bagaimana dengan kualitas pertandingannya sendiri?
Kurang memuaskan :P
1. Skor rendah
Kuarter pertama berjalan lamban dan cenderung membosankan. Kedua tim melakukan masing-masing enam kali turn over. Field goal Satria Muda hanya 12 persen. Aspac sedikiit lebih baik dengan 20 persen. Hasil akhir kuarter pertama, 9-6 untuk keunggulan Aspac. Terendah dalam catatan NBL Indonesia karena kedua tim tak mampu mencapai dua digit poin. Hasil akhir pun terbilang rendah dengan skor 56-50 untuk kemenangan Satria Muda. Penonton (setidaknya gw..hehee) berharap skor setidaknya 20 poin lagi, atau setidaknya skor tak terlalu rendah dengan persaingan yang sengit dan cepat.
2. Menyerah sebelum laga usai
Waktu masih tersisa belasan detik, Aspac hanya tertinggal enam poin, bola dikuasai Satria Muda. Tiba-tiba para pemain Aspac dan Satria Muda sudah bersalaman sebagai tanda menyudahi laga seolah Aspac tak mungkin lagi mengejar. Ini rasanya bukan Aspac seperti biasanya. Aspac kerap pantang menyerah hingga waktu benar-benar habis! Apalagi ketertinggalan enam angka, walau (mungkin) sulit, masih sangat mungkin terkejar.
3. Fairplay?
Oke lah Aspac menganggap laga sudah usai dan enggan berpeluh-payah mengejar lagi untuk setidaknya membuat laga menjadi over time. Para pemain kedua tim sudah mulai bersalaman, waktu belum habis benar. Tiba-tiba Agung Sunarko melakukan lay-up shoot dan bola masuk! Fairplay? Hmm.. *mikir :(
4. Poin yang tidak terhitung
Abaikan masalah fairplay atau tidaknya apa yang dilakukan Agung dengan melakukan lay-up shoot ketika pemain dari kedua tim sudah mulai bersalaman dan secara tidak langsung “menyatakan” laga sudah selesai. Bola lay-up Agung masuk! Wasit mengabaikannya. Padahal waktu belum habis. Skor sebelum Agung lay-up adalah 56-50, dan para wasit seolah sepakat dengan “pertandingan sudah usai”. Wasit dan petugas meja lalai mencatat poin dari Agung. Laga seharusnya berakhir 58-50. Bukan 56-50.
5. Shot clock yang masih berjalan
Ini sebelumnya tak pernah terjadi pada NBL Indonesia, lagi-lagi petugas meja lalai. Ketika Satria Muda melakukan lemparan ke dalam dari base line pertahanan mereka, waktu sudah menunjukan sisa belasan detik. Anehnya, shot clock 24 detik tetap berjalan. Seharusnya, shot clock 24 sudah mati.
Rasanya, baik pemain maupun petugas pertandingan mungkin terbius oleh aura sebelum pertandingan yang klasik karena pertemuan Aspac dan Satria Muda yang terasa akan heboh, atau sangat bisa jadi kehangatan Hall A Senayan membuyarkan konsentrasi :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar